<p>Dear blukutuk..<br/>
Sesuatu ini sangat perih. Seperih hati mencintai kekasihmu sesungguhnya. Nyaris tanpa logika. </p> <p>Kau hanya sebagian dari secuil rasa cintaku. Tapi sayang ini begitu istimewa. Rasa ini mendebarkan. Saat bertemu kamu, saat berdua denganmu. Kamu seperti harapan yang meneduhkan.</p> <p>Saat terik, seperti membakar, diburu emosi, dan sepotong degub jantung. Itu adalah kamu. Hati yang menemani, jiwa yang ada dalam rangkai waktu. Walau waktu sempat disalahkan. Kamu datang di saat tak tepat.</p> <p>Hari berganti hari, minggu demi minggu, bulan terus berlalu, kamu masih sebagai bayangan dalam urat nadi cintaku. Darah ini meluruh pada cinta yang luar biasa. Dari logika sampai kehilangan jejak pada logika. Membuang tiap jengkal logika, menyerah pada hati. Hingga memelukmu erat.</p> <p>Perih memang. Adalah kamu yang membawa hati berkunjung pada keletihan hati. Ruang yang kosong. Jiwa yang sepi. Kamu hadir, dengan segudang senyuman. Walau dalam kerahasiaan yang dalam. Kamu masih bersemayam dalam cintaku. Ya, kamu.</p> <p>Kamu yang membuat perih. Yang membuat kecewa. Menyayat hati. Meski kamu bukan kekasihku seutuhnya. Kamu berhasil membuat aku muak. Muak dengan keadaan. Muak dengan kegelisahan. Muak dengan marah. Kesal. Rindu, juga dendam.</p> <p>Adakah dirimu mengerti? Keadaan yang tidak bisa dipaksakan. Tapi sebait waktu, yang kuminta sedikit darimu. Yang kunanti barang sejenak. Yang kuhidupkan lagi di jam-jam tertentu. Dimana aku sangat-sangat mengerti. Tapi telah kau sakiti. Kau ingkari, hanya demi sebuah kata, maaf.</p> <p>Maaf yang ku sediakan berkotak-kotak maaf. Ku siapkan bila suatu saat ku anggap suatu kesalahan. Bukan hanya salahku. Tapi salahmu juga. Kini maaf itu luntur. Berubah menjadi sebuah kelelahan. Keletihan bercampur amarah yang tidak bisa terucapkan. Kecuali sebuah kata kecewa yang juga tidak terkatakan.</p> <p>Aku menyesal berharap terlalu banyak. Aku menyesal terlalu mencintaimu. Aku yang salah.</p> <p>(Di suatu pagi dinihari. Tepat ketika aku tidak peduli lagi kepadamu.) -aanx 2014 Bila waktu menjadi satu-satunya pembimbing hati,
yang memapahku sampai pada sebentuk hati jauh disana. Ijinkan ku basuh ingatanku tentang semua luka. Melupakan nyeri, seolah tak pernah tersakiti. (Wed, 20 Jul 2011 17:11:32 GMT) @elgibrany Sepi..
Namamu terus ku sebut Diantara awan mendung dan langit gelap Malam ini Dan wajahmu menghantui aku Sekilas paras yang cantik Senyum yang mempesona Terus menerus Tapi kau Tak mengetahui siapa aku Aku yang tersenyum Dari balik gerimis Gerimis yang sepi Rinai kecil yang manja Hati kecil yang dahaga Dan kau hanya sekilas sunyi (Dps.3114) |